Pelapukanseperti ini Anda bisa perhatikan di daerah gurun. Di daerah Timur Tengah (Arab) temperatur siang hari bisa mencapai 60 derajat Celcius, sedangkan pada malam hari turun drastis dan bisa mencapai 2 derajat Celcius. Atau pada saat turun hujan, terjadi penurunan suhu, yang menyebabkan batuan menjadi pecah. TranslatePDF. Betukan-bentukan Karst OLEH : UPI SUPRIATNA, S.PD f Proses pembentukan karst Daerah karst terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit dimana ada Playthis game to review Geography. Dua unsur yang paling dominan dalam proses pelapukan fisik dan kimia tanah di wilayah iklim tropic adalah Gejalaatau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst di antaranya sebagai berikut. (1) Dolina Dolina adalah lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di Pegunungan Seribu. Gejalakarst banyak terjadi pada daerah batuan . granit sedimen kapur pasir metamorf AK A. Kusuma Master Teacher Jawaban terverifikasi Jawaban jawaban yang tepat adalah C. Pembahasan Jawaban benar pada soal ini adalah C. Berikut adalah penjelasannya. Karst adalah bentang alam di wilayah kapur yang terbentuk akibat adanya tenaga eksogen. Ciriciri kawasan karst antara lain: Terdapatnya sejumlah cekungan (depresi) dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan kedalaman dan jarak yang berbeda-beda. Pelapukanini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Berikutini adalah beberapa gejala yang timbul akibat peristiwa Karst yang diakibatkan pelapukan kimiawi. Stlaktit dan stalakmit; yaitu kerucut yang terlihat menggantung di dinding gua yang berdiri dari atas gua (stalaktit) atau yang berdiri dari dasar gua (stalakmit). Jawabanbenar pada soal ini adalah C. Berikut adalah penjelasannya. Karst adalah bentang alam di wilayah kapur yang terbentuk akibat adanya tenaga eksogen. Tenaga eksogen yang paling berperan penting dalam terbentuknya wilayah kapur ini adalah air. Pelapukanini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi, hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Gejalapelarutan akan lebih cepat jika air tersebut mengenai batuan kapur atau karst. Bentuk-bentuk itu disebut gejala-gejala karst. Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah berupa masuknya air sungai ke dalam tanah di daerah kapur. Dolina adalah lubang di permukaan tanah kapur, yang bentuknya seperti corong, piring, dan sumur. Peristiwaini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi. Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya: a. PeralatanYang Digunakan Oleh Desainer Grafis Adalah Kecuali 16 July 2022 Pelapukandi daerah ini terjadi akibat pengaruh air dan didorong oleh temperatur yang tinggi. Air yang banyak mengadung CO2 (zat asam arang/karbon dioksida) akan dengan mudah melarutkan bata kapur (CaCO3) yang banyak terdapat di daerah karst. Peristiwa pelarutan batuan kapur ini akan menimbulkan gejala-gejala karst. Pelapukanyang banyak terjadi di Indonesia adalah pelapukan kimiawi, karena curah hujan dan suhu tinggi. Pada batuan gamping atau kapur akibat pelapukan kimiawi terjadilah gejala-gejala karst ( pelarutan ), antara lain : Terrarosa adalah tanah kapur yang terbentuk akibat pelapukan batuan kapur di sekitar daerah karst. JDu5. Daerah karst adalah salah satu daerah di permukaan bumi yang disusun oleh batuan berpori. Foto karst adalah sejumlah gejala yang timbul akibat pembentukan daerah karst. Karst sendiri merupakan wilayah yang disusun oleh batuan yang berpori yang menyebabkan air merembes ke permukaan karst umumnya timbul akibat adanya proses pelapukan secara kimiawi hingga memunculkan berbagai bagian-bagian tertentu pada daerah mengetahui apa saja gejala karst, simak penjelasan mengenai daerah karst di bawah dan Ciri-Ciri KarstDikutip dari buku Geologi Pertambangan yang disusun oleh Adree Octavia, karst adalah sebuah daerah bentukan yang terdapat di permukaan bumi yang biasanya memiliki karakteristik dengan adanya depresi tertutup closed depression, drainase permukaan, dan gua. Daerah karst biasanya terbentuk akibat adanya pelarutan batuan-batuan tertentu yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Umumnya, daerah ini memiliki banyak batu karst biasanya memiliki beberapa karakteristik, yakni di antaranyaMemiliki cekungan tertutup dan/atau lembah kering dalam berbagai ukuran dan ditemukan drainase atau saluran air pada permukaan tanah ataupun gua yang terbentuk dari sistem drainase bawah satu ciri atau karakteristik dari daerah karst adalah memiliki gua yang terbentuk dari sistem drainase bawah tanah. Foto KarstGejala karst adalah gejala yang timbul akibat adanya pelapukan kimiawi. Proses pelapukan tersebut terjadi akibat suhu tinggi dan adanya batuan air yang mengandung asam arang yang dapat melarutkan zat kapur pada pegunungan kapur CaCO2.Menurut Dra. Sri Wiyanti, dkk dalam buku yang berjudul Explore Geografi Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X, akibat adanya pelapukan kimiawi tersebut membuat beberapa gejala karst timbul di suatu kawasan karst yang muncul tersebut adalah berupa dolina, sungai dan gua di bawah tanah, dan pasangan kerucut stalaktit dan adalah istilah yang digunakan untuk lubang-lubang pada kawasan karst yang memiliki bentuk kerucut terbalik. Dolina adalah lubang yang terlihat seperti terbentuk akibat adanya proses pelarutan air pada daerah morfologi di kawasan karst adalah jenis gua yang terbentuk akibat adanya proses pelarutan berbagai macam jenis batuan. Pelarutan tersebut diakibatkan oleh air hujan dan air dari adanya proses pelarutan tersebut membuat terbentuknya beberapa lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat karst adalah sungai yang terbentuk akibat adanya celah atau rekahan dari batuan-batuan di kawasan karst. Akibatnya, air hujan dapat masuk melalui celah tersebut yang kemudian mengakibatkan munculnya gua dan akhirnya membentuk sungai bawah Stalaktit dan StalakmitSalah satu gejala karst adalah munculnya stalaktit dan stalakmit. Foto dan stalakmit adalah jenis batuan yang mengandung mineral yang terdapat di dalam gua karst. Kedua jenis batuan ini terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat CaCO3 yang tetes air tersebut kemudan akan mengendap dan membentuk kerucut. Kerucut yang menggantung di langit-langit gua disebut stalaktit, sedangkan kerucut yang menggantuk di lantai gua adalah stalakmit. Indonesia merupakan wilayah yang potensial terhadap kawasan karst, dengan distribusi meliputi hampir seluruh pulau dalam kesatuan negara Republik Indonesia. Karst merupakan suatu bentanglahan khas yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentukan lainnya baik dari sisi geomorfologi, geologi, maupun hidrologinya. Karst memiliki nilai penting dalam kehidupan manusia, flora, fauna, dan ilmu kebumian. Kawasan karst meupakan kawasan yang memiliki potensial sumberdaya air untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sumberdaya air kawasan karst merupakan sumberdaya yang rentan baik terhadap pencemaran dan kekeringan. Karst Gunungsewu Gunungkidul merupakan salah satu kawasan karst yang dianggap sebagai prototipe karst daerah tropis. Karakteristik utama kawasan karst ialah proses pelarutan. Proses pelarutan membentuk sistem hidrologi yang khas. Karakteristik sistem hidrologi karst ditandai dengan lebih berkembangnya sistem aliran bawah tanah tanahnya. Sistem aliran yang banyak dijumpai berupa sistem sungai bawah tanah. Epikarst merupakan zona reservoir yang potensial dalam penyimpanan airtanah. Hidrologi karst lebih rentan terhadap pencemaran yang utamanya dipengaruhi oleh sistem aliran conduit pada karst. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free POTENSI SUMBERDAYA DAN KERENTANAN HIDROLOGIKAWASAN KARSTHestina FandaniDepartemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah MadaEmail merupakan wilayah yang potensial terhadap kawasankarst, dengan distribusi meliputi hampir seluruh pulau dalam kesatuannegara Republik Indonesia. Karst merupakan suatu bentanglahan khasyang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentukan lainnya baikdari sisi geomorfologi, geologi, maupun hidrologinya. Karst memiliki nilaipenting dalam kehidupan manusia, ora, fauna, dan ilmu karst meupakan kawasan yang memiliki potensial sumberdayaair untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sumberdaya air kawasan karstmerupakan sumberdaya yang rentan baik terhadap pencemaran dankekeringan. Karst Gunungsewu Gunungkidul merupakan salah satu kawasankarst yang dianggap sebagai prototipe karst daerah tropis. Karakteristikutama kawasan karst ialah proses pelarutan. Proses pelarutanmembentuk sistem hidrologi yang khas. Karakteristik sistem hidrologikarst ditandai dengan lebih berkembangnya sistem aliran bawah tanahtanahnya. Sistem aliran yang banyak dijumpai berupa sistem sungaibawah tanah. Epikarst merupakan zona reservoir yang potensial dalampenyimpanan airtanah. Hidrologi karst lebih rentan terhadap pencemaranyang utamanya dipengaruhi oleh sistem aliran conduit pada Kunci Karst, Potensi hidrologi, KerentananI. PENDAHULUANPerbukitan karst merupakan satuan geomorfologi yang mempunyai karakteristikrelief dan drainase yang khas yang utamanya disebabkan oleh derajat pelarutan batuannyayang intensif Ford dan Williams, 1989. Karst tidak hanya terjadi pada batuan karbonat,melainkan juga dapat terjadi pada wilayah yang memiliki material batuan lain yang mudahlarut dan memiliki porositas sekunder seperti halnya pada batuan gipsum dan dari kawasan karst yaitu banyaknya goa-goa dan sungai bawah tanah. Indonesia memiliki beberapa kawasan karst yang meliputi hampir seluruh pulau-pulau dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya alamdan ekonomi. Keberadaan kawasan karst di Indonesia mencapai hingga hampir 20% daritotal luas wilayah Indonesia Adji dkk, 1999. Diantara beberapa kawasan karst di Indonesia,terdapat dua kawasan karst yang dianggap sebagai prototipe dari karst daerah tropis yaitu[1] Karst Maros dan Gunungsewu. Karst Gunungsewu terletak di bagian tengah Pulau Jawabagian selatan. Secara administrasi, Perbukitan Karst Gunungsewu merupakan wilayahpengembangan bagian selatan di Kabupaten Gunungkidul. Karst Gunungsewu dicirikandengan berkembangnya kubah karst, yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal, ataudisebut pula sebagai kubah sinusoidal Lehman 1936 dalam Adji dkk, 1999. Bentanglahan karst merupakan bentanglahan yang memiliki karakteristik yang unikdan khas, baik secara geologi, geomorfologi, dan hidrologi. Karst merupakan suatu bentangalam yang khusus berkembang pada karbonat. Karakteristik hidrologinya didominasi olehsungai-sungai bawah tanah. Bentanglahan karst memiliki karakteristik khas yang prosespembentukannya disebabkan oeh adanya proses solusional atau pelarutan. Prosessolusional tersebut akan menyebabkan terbentuknya cekungan, lembah, dan lorong-lorongsebagai sistem aliran bawah tanah Nuraini, 2012. Kawasan karst memiliki nilai penting bagi manusia, flora, fauna, danperkembangan ilmu kebumian Sunarto dan Samodra, 1999. Bentanglahan karst memilikiperanan yang sangat penting dalam menyediakan sumberdaya air bagi kehidupan. KawasanKarst merupakan sebagai suatu sumberdaya potensial yang digunakan dalam mendukungkehidupan dengan kekayaan potensi dan sumberdaya yang melimpah namun di sisi lainkawasan ini juga rentan terhadap risiko kerusakan lingkungan. Sebagai upaya untukmelindungi fungsi kawasan karst tersebut maka perlu untuk mengenali potensi padabentanglahan karst dengan mendasarkan pada karakteristik karst tersebut Haryono danSutikno, 2000.II. ISIBENTANGLAHAN KARST DAN PROSES KARSTIFIKASIKarst merupakan suatu bentanglahan yang bersifat unik dan dicirikan denganadanya topografi eksokarst seperti lembah karst, doline, uvala, polje, karren, kerucut karst,dan memiliki sistem drainase bawah permukaan yang lebih berkembang dan lebih dominandibandingkan dengan sistem aliran permukaannya Adji dkk, 1999. Haryono dan Adji 2004menyatakan bahwa karst dicirikan oleh adanya cekungan tertutup dan atau lembah keringdalam berbagai ukuran dan bentuk, jarang dijumpai adanya drainase atau sungaipermukaan, serta terdapatnya goa akibat dari sistem drainase bawah tanah. Kawasan karstdibentuk dari batuan karbonat dan dolomit serta terbentuk karena adanya karakteristik yangdimiliki berupa batuan yang mudah larut, memiliki porositas sekunder, dan adanya pengaruhair sebagai agen terjadinya pelarutan tersebut. Karst memiliki karakteristik porositassekunder yaitu artinya air lolos melalui perlapisan batuan, rekahan, dan patahan. Aliran airpada sistem karst mengalir sekaligus juga melarutkan material batuan pada formasi karsttersebut. Kawasan karst terbentuk melalui sebuah proses yang disebut karstifikasi. Proseskarstifikasi berlangsung selama jangka waktu yang lama hingga jutaan tahun untuk dapatmembentuk bentanglahan karst Maryanto, 2006.[2] Karstifikasi ialah proses peresapan dan pelarutan oleh air pada batuan karbonatsehingga dari hasil proses tersebut dapat membentuk suatu bentangalam yang khas padapermukaan dan juga sistem drainase pada bawah permukaan Gushilman, 2012. Secaralebih sederhana dapat dikatakan bahwa karstifikasi merupakan proses pengubahan batugamping menjadi bentanglahan karst melalui proses pelarutan secara alami. Berdasarkandefinisi tersebut diketahui bahwa proses yang utama dalam hal ini yaitu pelarutan. Prosespelarutan karst diawali oleh larutnya CO2 di dalam air membentuk H2CO3. Larutan H2CO3tidak stabil terurai menjadi H− dan HCO3. Ion H − inilah yang selanjutnya menguraikanCaCO3 menjadi Ca2+ dan HCO3 2- . Proses karstifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktoryang dikelompokkan menjadi faktor pendorong dan faktor pengontrol. Faktor pengontrolberkaitan dengan karakteristik dan syarat yang harus dipenuhi agar proses karstifikasi dapatberlangsung. Beberapa faktor pengontrol karstifikasi yaitu 1 adanya batuan yang memilikisifat mudah larut, tebal, kompak, serta memiliki rekahan yang banyak, 2 curah hujan yangrelatif tinggi, dan 3 adanya batuan yang dapat memungkinkan terjadinya sirkulasi air secaravertikal. Sedangkan faktor pendorong karstifikasi yaitu berupa temperatur dan penutuplahan. Faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat kesempurnaan dankecepatan pembentukan karst. Nuraini 2012 menyatakan bahwa perkembangan karst padadaerah tropis bersifat lebih intensif dibandingkan dengan perkembangan karst padakarakteristik daerah 1. Faktor-faktor karstifikasi dan pengaruhnya terhadap proses pelarutan Trudgil, 1985[3] Gambar 2. Perkembangan dolin pada daerrah iklim tropis dan iklim sedang Ford dan Williams, 2007Pelarutan pada jenis batuan karbonat yang berbeda akan menghasilkan tingkat karstifikasiyang berbeda pula. Tingkat perkembangan karstifikasi pada sistem akuifer karst dapatmempengaruhi karakteristik imbuan airtanah, besar kapasitas simpanan, dan sistempelepasan air oleh akuifer tersebut. Semakin tinggi derajat karstifikasi maka akuifer tersebutmemiiki kapasitas simpanan air yang rendah dan sistem pelepasan air yang cepat Adji dkk,2014. KARAKTERISTIK DAN POTENSI SUMBERDAYA HIDROLOGI KAWASAN KARSTKawasan karst utamanya terbentuk pada wilayah-wilayah yang memiilikikarakteristik material yang berasal dari endapan batuan karbonat dengan mineral utamanyaberupa dolomit, kalsit, dan aragonit. Selain itu juga dapat terbentuk pada material batuanyang mengandung mineral mudah larut. Karakteristik unik yang ada di kawasan karst yaitupada karakteristik sistem hidrologinya. Akuifer karst memiliki karakteristik yang kompleksdan alami yang membedakan dengan akuifer lainnya. Akuifer karst memiliki heterogenitasyang tinggi sebagai akibat trebentuknya system aliran bawah tanah, memiliki saluran yangbesar, dan memiliki kecepatan aliran yang tinggi Bakalowicz, 2005. Kawasan karst memilikisistem hidrologi yang berbeda dengan batuan lainnya. Terdapat karakter tersendiri yanghanya dimiliki oleh sistem hidrologi pada karst yaitu adanya dominasi proses pembentukannon permukaan sebagai akibat dari aktivitas pelarutan. Sistem hidrologi bawah tanah lebihberkembang dengan banyaknya aliran-aliran bawah tanah dengan karakteristik yang tidakseragam heterogen dan bersifat anisotropis. White 1988 mengklasifikasikan sistem alirantersebut menjadi sistem diffuse sistem aliran rembesan, fissure sistem aliran rekahan,dan conduit sistem aliran lorong. Jenis aliran pada kawasan karst tersebut sangatdipengaruhi oleh karakteristik perkembangan lorong, kondisi topografi permukaan, sertasimpanan air dalam sistem akuifer karst.[4] Gambar 3. Ilustrasi sistem hidrologi karst Goldscheider, 2010Pada sistem aliran lorong atau conduit pengimbuhan air sungai bawah tanahdengan melalui ponor yang ada di permukaan. Aliran air tersebut akan lolos ke bawahpermukaan melewati rongga-rongga besar dan kecepatan alirannya tinggi. Pada kawasankarst yang memiliki aliran conduit biasanya pada daerah tangkapannya dicirikan denganbanyaknya luweng dengan sinkhole dan ponor. Aliran conduit memiliki kemampuansimpanan yang rendah karena air akan langsung teralirkan ke bawah permukaan secaracepat dan biasanya terjadi hanya saat musim hujan. Sedangkan pada sistem aliranrembesan diffuse, aliran air lolos ke bawah permukaan dengan melalui proses infiltrasiyang terjadi pada epikarst. Aliran diffuse berupa rembesan atau tetesan kecil. Karakteristikaliran diffuse yaitu menyebar. Kondisi daerah tangkapan dengan sistem aliran seperti inibiasanya yaitu pada area dengan banyak rekahan batuan. Aliran diffuse memilikikarakteristik simpanan yang besar dan sepanjang tahun Adji, 2006. Aliran fissure,pengimbuhan air sungai bawah tanah dengan melalui celah-celah perlapisan batuan. Airmengalir ke bawah permukaan dengan melewati rekahan-rekahan umum potensi air pada perbukitan karst dikontrol oleh struktur geologi,seperti retakan dan diaklas, kondisi kekerasan batuan, dan morfologi geologi tersebut menentukan besar kecilnya koefisien aliran dan cadangan airtanahSantosa, 2015. Pada sistem karst, air hujan yang jatuh sebagian menjadi limpasan dansebagian lagi meresap dalam tanah. Limpasan yang terkumpul membentuk suatu systemsungai dengan inputnya dapat berasal dari air hujan maupun dari bawah tanah sehinggakemudian mengalir menuju sistem bawah permukaan. Salah satu contoh dari sistem aliranbawah permukaan di Gunungkidul yaitu Kali Suci di Kecamatan Semanu. Sungai bawahtanah merupakan salah satu bentukan yang khas dari sistem karst. Sungai bawah tanahyang banyak dijumpai pada karst di Gunungkidul mengalir melalui jalur-jalur goa. Sungaibawah tanah merupakan potensi sumberdaya air yang sangat besar di kawasan karena akses yang sulit berupa luweng-luweng dalam dan terjal mengakibatkan tidaksemua sungai bawah tanah dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Imbuhan sungai[5] bawah tanah yang banyak pada kawasan karst didukung oleh zona epikarst dimana zonaepikarst memiliki permebailitas dan porositas yang tinggi sehingga berperan sebagaireservoir utama pada karst Haryono, 2001 dalam Cahyadi dkk, 2013. Besarnya potensi airsungai bawah tanah diharapkan dapat dimanfaatkan lebih sungai bawah tanah, potensi air kawasan karst juga berupa air permukaan,airtanah dan mata air. Di kawasan karst banyak dijumpai adanya danau dolin saat musimpenghujan. Selain itu, juga terdapat beberapa mata air yang potensial. Mata air epikarstdikenal menurut studi Linhua 1996 mempunyai kelebihan dalam hala. Kualitas air. Air yang keluar dari mataair epikarst sangat jernih karena sedimenyang ada sudah terperangkap dalam material isian atau Debit yang stabil. Mataair yang keluar dari mintakat epikarst dapat mengalirsetelah 2-3 bulan setelah musim hujan dengan debit relatif Mudah untuk dikelola. Mataair epikarst umumnya muncul di kaki-kaki perbukitan,sehingga dapat langsung ditampung tanpa harus pada kawasan karst merupakan sumberdaya yang potensial. Pada dasarnyakawasan Karst Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi airtanah yangcukup melimpah untuk dapat mensuplai kebutuhan air pada musim kemarau. Meskipundemikian, masalah yang sering timbul pada wilayah karst yaitu permasalahan terhadapakses airtanah tersebut. Hal ini dikarenakan keterdapatan airtanah pada kawasan karst barudapat ditemui airtanah pada kedalaman tertentu yang sangat dalam. Keterdapatan airtanahpada kawasan karst memiliki variasi kedalaman antara 50 hingga 100 meter di bawahpermukaan tanah Mc Donald & Partner. 1984. KERENTANAN HIDROLOGI KAWASAN KARSTBeberapa permasalahan yang sering dijumpai pada kawasan karst yaitupencemaran air, pendangkalan dan kekeringan telaga saat musim kemarau dan kritis airsaat kemarau. Hidrologi pada kawasan karst relatif lebih rentan terhadap air pada kawasan karst berkaitan dengan komponen batuan karst yang berupasaluran conduit yang memiliki porositas sekunder yang besar Cahyadi dkk, 2013. Padaaliran conduit aliran permukaan akan masuk dalam system aliran bawah permukaan dengansangat cepat melalui lorong-lorong yang besar, sehingga apabila terdapat masukan aliran airpada sistem ini, maka muka air di sungai bawah tanah cepat naik menuju pemukaan danbanyak pencemar yang dapat ikut masuk kedalam sistem sungai bawah tanah.[6] Gambar 4. Perjalanan pencemar dari permukaan menuju sungai bawah tanah melalui celahkonduit di kawasan karst Haryono, 2004 dalam Cahyadi dkk, 2013.Selain permasalahan pencemaran, kawasan karst juga rentan terhadapkekeringan terutama saat musim kemarau. Menurut Santosa 2015 keringnya air telaga saatkemarau dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitua. Kondisi morometri telaga yang kurang mampu menamoung air hujan dalam jumlahcukup untuk dapat mengimbangi kekurangan air saat kemaraub. Laju evaporasi yang tinggi ketika kemarau c. Air telaga mengaami kebocoran masuk melalui ponor maupun lubang aliranmenuju sistem aliran bawah karst merupakan kawasan yang memiliki sistem hidrologi yang khas danunik. Keunikan sistem hidrologi karst diakibatkan karena adanya proses pelarutan yangmerupakan proses utama dalam pembentukan karst atau disebut pula karstifikasi. Proseskarstifikasi dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor pengontrol. Faktor pendorongberupa temperatur dan penutup lahan, sedangkan faktor pengontrol berupa adanya batuanmudah larut, curah hujan tinggi, dan memungkinkan adanya sirkulasi air secara perkembangan karstifikasi pada sistem akuifer karst dapat mempengaruhikarakteristik imbuan airtanah, besar kapasitas simpanan, dan sistem pelepasan air umum potensi air pada perbukitan karst dikontrol oleh struktur geologi, sepertiretakan dan diaklas, kondisi kekerasan batuan, dan morfologi tersebut menentukan besar kecilnya koefisien aliran dan cadangan hidrologi kawasan karst adalah lebih berkembangnya sistem aliran bawahtanah dibandingkan dengan sistem aliran permukaan. Potensi air pada kawasan karst cukupmelimpah utamanya pada sistem aliran bawah tanah. Namun potensi air belum dapatdimanfaatkan secara maksimal karena kedalaman keberadaan air yang bervariasi dandalam sehingga muncul keterbatasan akses untuk mendapati air bawah tanah aliran hidrologi karst terdiri dari sistem aliran conduit, diffuse, dan fissure. Sistem[7] aliran conduit merupakan system aliran yang sangat berpengaruh terhadap kerentananpencemaran hidrologi karst karena sistem alirannya yang cepat dan melalui ponor yangbesar sehingga mudah dimasuki bahan pencemar. Kerentanan hidrologi karst selainpencemaran yaitu berupa kekeringan TERIMA KASIHDengan selesainya paper ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepadasegenap dosen yang telah memberikan ilmu dan pemahaman baik melalui kegiatan di dalamkelas maupun kegiatan di luar kelas. Tidak lupa pula untuk seluruh asisten praktikumgeohidrologi yang telah senantiasa membagikan ilmu dan pengalaman kepada menulis sertamemberikan bimbingan dan pendampingan selama kegiatan praktikum di kelas maupun dilapangan. Terima kasih pula untuk teman-teman geografi lingkungan 2016 yang telahmemberikan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan paper ini, serta kepadapihak-pihak terkait yang telah membantu dalam proses penyusunan paper. DAFTAR PUSTAKAAdji, Tjahyo Nugroho; Haryono, Eko; Woro, Suratman. 1999. Kawasan Karst dan ProspekPengembangannya di Indonesia. Seminar PIT IGI, 26-27 Oktober 1999. JakartaUniversitas IndonesiaAdji, Tjahyo Nugroho. 2006. Kontribusi Hidrologi Karst dalam Monitoring Keberlangsungan Ekosistem Karst. Prosiding Seminar Biospleologi dan Ekosistem Karst Sebagai Wahana Upaya Pelestarian dan Penyelamatan Gua Indonesia. Yogyakarta, 5-6 Desember 2006. Yogyakarta Biologi UGM dan LIPIAdji, Tjahyo Nugroho; Mujib, Asyroful; Fatchurohman, Hendy; Bahtiar, Igor Yoga. Tingkat Perkembangan Akuifer Karst Gunungsewu, Daerah IstimewaYogyakarta dan Karst Rengel, Tuban, Jawa Timur Berdasarkan AnalisisHidrograf. Seminar PIT IGI, 15 November 2014. Yogyakarta UNYBakalowicz, M. 2005. Karst Groundwater a Challange for New Resources. HydrogeologyJournal, Vol 13 1. Springer, JermanCahyadi, Ahmad; Ayuningtyas, Prabawa, 2013. Urgensi Pengelolaan Sanitasi dalam Upaya Konservasi Sumberdaya Air Di Kawasan Karst Gunungsewu Kabupaten Gunungkidul. International Journal of Conservation, Vol 2 No 1[8] Ford, dan Williams. 1989. Karst Geomorphology and Hydrology. Chapman and Nico and Drew. 2010. Karst and Alpine Hydrogeology. Karlsruhe Institute ofTechnology, Institute of Applied Geoscience Gushilman, Iska. 2012. Nilai Penting Sumberdaya Air Karst Sebagai PertimbanganPenyusunan Zonasi Taman Nasional. Bogor Fakultas Kehutanan, InstitutPertanian BogorHaryono, Eko dan Sutikno. 2000. Perlindungan Fungsi Kawasan Karst. SeminarPerlindungan Penghuni Kawasan Karst masa lalu, masa kini, dan masa yangakan datang terhadap Fungsi Lingkungan Hidup. PSLM UNS. Surakarta, 11November 2000Haryono, Eko dan Adji, Tjhayo Nugroho. 2004. Geomorfologi dan Hidrologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah MadaMaryanto, Ibnu. 2006. Manajemen Bioregional Karst, Masalah dan Pemecahannya,Dilengkapi Kasus Jabodetabek. Bogor Puslit Biologi, LIPI Linhua, S. 1996. Mechanism of Karst Depression Evolution and Its Hydlogogycal Ecolution. Acta Geographica Sinica, 41-50McDonald & Partners. 1984. Greater Yogyakarta – Groundwater Resources Study. Vol 3Main Report. P2AT, YogyakartaNuraini, Fahad. 2012. Kajian Karakteristik dan Potensi Kawasan Karst untuk PengembanganEkowisata Di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Skripsi. Fakultas IlmuSosial, Universitas Negeri Yogyakarta Santosa, Langgeng Wahyu. 2015. Keistimewaan Yogyakarta dari Sudut Pandang Geomorfologi. Yogyakarta UGM PressSunarto, dan Samodra. 1999. Hidrologi Kawasan Karst Studi Kasus DaerahGunungkidul bagian Tengah. Makalah Lokakarya Sumberdaya KawasanPengelolaan Karst Berwawasan Lingkungan. JakartaTrudgil, S. 1985. Limestone Geomorphology. Longman, Newyork.[9] ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Karst adalah kawasan batu gamping. Penamaan karst berasal dari kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Ciri-ciri utama dari karst yaitu lahan yang kurang subur untuk pertanian, rentan terjadi erosi dan tanah longsor, dan rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah. Selain itu, karst memiliki gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.[1] Karst merupakan sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya mengalami depresi tertutup airtight depression, drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Etimologi [sunting sunting sumber] Istilah kars diadaptasi dari bahasa Belanda, karst yang dikenal di Indonesia diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia, lewat istilah geologi internasional yang dipakai dalam bahasa Belanda. Istilah aslinya adalah krst/krast yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italian republic timur laut, dekat wilayah pariwisata Trieste. Proses pembentukan [sunting sunting sumber] Daerah kars terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit di mana ada bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua favourable. Daerah ini disebut kars asli. Daerah kars dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidraulik, pergerakan tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair lava. Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst kars palsu. Ekosistem [sunting sunting sumber] Ekosistem kars memiliki keunikan, baik secara fisik, maupun dalam aspek keanekaragaman hayati. Karakteristik [sunting sunting sumber] Ciri-ciri daerah kars antara lain Daerahnya berupa cekungan-cekungan. Terdapat bukit-bukit kecil. Sungai-sungai yang tampak di permukaan hilang dan terputus ke dalam tanah. Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah Adanya endapan sedimen lempung berwarna merah hasil dari pelapukan batu gamping. Permukaan yang terbuka tampak kasar, berlubang-lubang dan runcing. Penyedia air [sunting sunting sumber] Di kawasan kars banyak dijumpai gua dan sungai bawah tanah yang juga menjadi pemasok ketersediaan air tanah yang sangat dibutuhkan oleh kawasan yang berada di bawahnya. Termasuk di dalamnya ketersediaan air tawar dan bersih bagi kehidupan manusia, baik untuk keperluan harian maupun untuk pertanian dan perkebunan. Daerah kars di Republic of indonesia [sunting sunting sumber] Kawasan kars di Indonesia mencakup luas sekitar fifteen,4 juta hektare dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Perkiraan umur dimulai sejak 470 juta tahun lalu sampai yang terbaru sekitar tahun. Keberadaan kawasan ini menunjukkan bahwa pulau-pulau Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar laut, namun kemudian terangkat dan mengalami pengerasan. Wilayah kars biasanya berbukit-bukit dengan banyak gua. Berikut adalah wilayah kars di Indonesia[2] Gunung Leuser Aceh Perbukitan Bohorok Sumut Payakumbuh Sumbar Bukit Barisan, mencakup Baturaja Kabupaten Ogan Kombering Ulu Sukabumi selatan Jabar Kawasan Karst Gombong Selatan, Kebumen Jawa Tengah Pegunungan Kapur Utara, mencakup daerah Kudus, Pati, Grobogan, Blora dan Rembang Jawa Tengah Pegunungan Kendeng, Jawa Timur Pegunungan Sewu, yang membentang dari Kabupaten Bantul di barat hingga Kabupaten Tulungagung di timur. Sistem perbukitan Blambangan, Jawa Timur Perbukitan di bagian barat Pulau Flores, tempat lokasi banyak gua, salah satu di antaranya adalah Liang Bua Nusa Temggara Timur, NTT Perbukitan karst Sumba NTT Pegunungan karst Timor Barat NTT Pegunungan Schwaner Kalbar Kawasan Pegunungan Sangkulirang – Tanjung Mangkaliat seluas hektare, memiliki gua-gua dengan lukisan dinding manusia purba Kalimantan Timur Perbukitan Maros Pangkajene, terletak di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan, seluas hektare dan beberapa di antara gua-gua yang ada memiliki lukisan purba Kawasan karst Wowolesea, memiliki sistem air asin hangat Sulawesi Tenggara Pulau Muna Kepulauan Tukangbesi Pulau Seram Maluku Pulau Halmahera Maluku Utara Kawasan karst Fakfak Papua Barat Pulau-pulau Biak dan Pegunungan Tengah dan Pegunungan Lorentz Papua Kawasan Batu Hapu, Tapin, Kalimantan Selatan Kawasan Karts di Kabupaten Kutai Timur mulai dari Marangkayu, Bengalon, Sangkulirang dan Maloy Kalimantan Timur Sisa-sisa permukiman manusia purba ditemukan di Leang Cadang, Leang Lea, dan goa-goa lainnya di Maros, Goa Sampung dan Goa Lawa di Ponorogo, Goa Marjan dan Goa Song di Jember, Vocal Gentong Tulungagung, Song Brubuh, Song Terus, dan Goa Tabuhan di Pacitan. Lukisan atau cap dinding ditemukan di kawasan Borneo Timur, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kepulauan Kai, Seram, Timor, serta Papua. Ini menunjukkan indikasi migrasi manusia ke arah timur. Selain itu ditemukan pula berbagai sisa berbagai jenis vertebrata berusia i,7 juta tahun hingga tahun. Karena nilai ekologi, ekonomi, dan kesejarahannya, kawasan Pegunungan Sewu, Pegunungan Maros, dan Pegunungan Lorentz telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi Kawasan Warisan Dunia. Kerusakan kawasan [sunting sunting sumber] Aktivitas penggalian batu kapur Penambangan oleh industri semen Referensi [sunting sunting sumber] ^ Susilawati dan Bachtiar, North. 2018. Biologi Dasar Terintegrasi PDF. Pekanbaru Kreasi Edukasi. hlm. 177. ISBN 978-602-6879-99-8. ^ Referensi Pranala luar [sunting sunting sumber] Indonesia Penjelasan beserta animasi tentang karst Diarsipkan 2009-04-15 di Wayback Machine. Republic of indonesia Membaca Masa Lalu Melalui Geowisata Goa Diarsipkan 2014-08-22 di Wayback Auto. Indonesia Karst Maros, Terbesar dan Terindah kedua di dunia Diarsipkan 2012-06-06 di Wayback Automobile. January 02, 2023 Post a Comment Gejala karst banyak terjadi pada daerah batuan…A. granitB. kapurC. metamorfD. sedimenE. pasirJawaban BPenyelesaian Kapur merupakan jenis batuan yang berada di wilayah karst. Location Post a Comment for "Gejala karst banyak terjadi pada daerah batuan"

gejala karst banyak terjadi pada daerah batuan